Kamis, 15 Februari 2018

Apa Itu Tabulampot ? Apa Manfaat dan Cara Perawatannya

Tabulampot atau menanam buah dalam media tanam pot semakin diminati masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah perkotaan. Tanaman buah dalam pot lebih asyik dan nikmat dipandang di bandingkan dengan tanaman hias berupa bunga dan nonbunga. Tujuan memelihara tabulampot antara lain untuk memperoleh kepuasan melihat tanaman dalam potnya dan tetntu dapat berbuah lebat. 

Mulai saat berbunga, menghirup wangi bunga dan indahnya buah yang menguning dan bergantungan pada dahannya. Karena buah yang mulai menggantung itu juga lambang keberhasilan kita dalam mengurusnya.




Mengapa menggunakan Tabulampot ?

Tabulampot alias Tanaman buah dalam Pot memang pas banget buat rumah dengan halaman yang terbatas. Tingginya dapat di atur hanya 1,5 – 2 meter dan lebarnya hanya 1,5 meter. Pot juga mencegah akar tanaman merusak tembok pagar atau rumah, yang terpenting dalam pot tanaman tetap dapat berbuah karena media dan nutrisi mudah diatur sesuai keinginan, jumlah air, pupuk, dan hormon juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

Tentunya Agar Tanaman Terlihat Lebih Cantik

Sosok tabulampot agar layak dipajang atau menghias taman idealnya harus cantik, ia akan terlihat indah bila sosok pendek, percabangan kompak, dan sesuai dengan wadahnya. Penampilan seperti itu dapat diperoleh dengan membatasi pertumbuhannya agar tidak raksasa seperti tanaman yang tumbuh di alam. Caranya dengan memangkas rutin cabang, ranting, maupun akar. Tanaman kecil lebih mudah dirawat dan dibuahkan.

Pemilihan wadah pot pun turut berperan agar tanaman terlihat indah, dan pantas dipajang di halaman rumah. Wadah biasa nya berupa pot plastik, pot keramik, drum yang dibagi dua dan tong kayu.


Tips Perawatan Media Tanam Tabulampot

Dari segi perawatan, tanaman buah dalam pot ternyata tidak tergolong sulit. Sama halnya dengan tanaman tanpa media pot, harus dipupuk dan diberi air. Namun, ada beberapa trik agar media potnya tidak menghalang pertumbuhan si tanaman. Benar, perawatannya memang tidak jauh berbeda, tetap memupuk, bisa secara pupuk kandang atau memakai pupuk NPK.



Secara spesifik, merawat tanaman buah dalam pot harus memerhatikan beberapa faktor :

1. Media Tanam

Ada beberapa alternatif media tanam, namun yang biasa digunakan campuran tanah (merah), pupuk kandang (kambing) dan sekam padi dengan perbandingan 1:1:1. Sekam padi gunanya lebih pada penggembur tanah, disamping kalau sudah hancur bisa jadi pupuk juga. Jadi kalau sekam tidak tersedia, campuran tanah dan pupuk saja juga bisa. Yang penting, media gembur.

2. Pemilihan POT

Pemilihan ukuran pot disesuaikan dengan ukuran bibit yang akan ditanam. Jika bibit masih berukuran kecil, gunakan pot kecil. Tujuannya adalah, disamping menyangkut estetika, penggunaan ukuran pot yang bertahap, nantinya akan memudahkan dalam penggantian media tanam. Maksudnya, pada saat media tanam sudah waktunya ditambah atau diganti, dapat dilakukan bersamaan dengan penggantian pot ke ukuran yang lebih besar.

3. Penyiraman

Di musim kemarau, penyiraman sangat perlu. Jika memakai air PAM, yang biasanya mengandung kaporit, sebaiknya endapkan dulu semalam, dan baru esoknya disiramkan. Namun, usahakan benar-benar jangan sampai air siraman menggenang lebih dari 12 jam. Genangan air bisa merangsang timbulnya penyakit busuk akar. Penyiraman dapat dilakukan setiap hari kecuali media tanam masih basah. Penyiraman bisa pagi atau sore. Tapi sebaiknya, jika pagi (sebelum jam 8 pagi) ya pagi terus, kalau sore (setelah jam 4 sore) ya sore terus.

4. Penggemburan

Ingat, usahakan media tanam tidak memadat. Pemadatan media biasanya terjadi karena penyiraman yang berlebihan. Setelah itu, lakukan penggemburan dengan menggunakan sekop kecil. Hati-hati, jangan sampai merusak akarnya.

5. Pemupukan

Pemupukan dilakukan secara berkala setiap tiga bulan sekali, atau minimal dua kali setahun yaitu pada awal musim hujan dan awal musim kemarau. Pakailah selalu pupuk organik. Gunakan pupuk kimia secara bijak. Artinya, penggunaan pupuk kimia hanya pada waktu dan dosis yang memang dibutuhkan, seperti pada proses pembungaan/pembuahan yang memerlukan pupuk (unsur hara mineral makro) P dan K yang tinggi, serta pupuk yang mengandung unsur mikro seperti Ca, Mg, Mn, Zn, Fe dll. Unsur Mg misalnya, sangat mempengaruhi pembentukan klorofil tanaman, sehingga fotosintesis berjalan optimal. Selain itu Mg juga berfungsi sebagai katalisator penyerapan unsur P dan K.

6. Penggantian Tanah

Mengganti media tanah tanaman setahun sekali sudah cukup, namun apa bila akarnya sudah jebol, media pot harus segera diganti.

7. Pemangkasan

Pemangkasan bertujuan untuk : pembentukan tajuk baru, pemeliharaan, produksi dan peremajaan. Jadi dengan demikian, tanaman memerlukan beberapa tahap pemangkasan. Pada tanaman yang masih kecil, pemangkasan diperlukan untuk membentuk pencabangan. Pemangkasan pemeliharaan diantaranya memangkas cabang / tunas air dan cabang bagian dalam yang tidak terkena matahari langsung. 

Pemangkasan produksi diantaranya lebih berhubungan dengan tanaman yang memerlukan pemangkasan untuk merangsang pembungaan. Sementara pemangkasan peremajaan dilakukan pada tanaman yang sudah tua atau tanaman sudah terlalu besar untuk ukuran tabulampot.

Cara pemangkasan adalah untuk pemangkasan perdana, pilih 3 cabang primer. Bila panjang cabang primer mencapai 50 cm, pangkas ujungnya hingga tumbuh cabang-cabang sekunder. Pilih hanya 3 cabang sekunder percabang primer, selanajutnya pangkas ujung cabang sekunder sampai tumbuh cabang tersier, dan pilih hanya 3 cabang tersier. Dari ketiga cabang tersier inilah akan terjadi pembungaan dan pembuahan.

8. Pembungaan dan Pembuahan

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk merangsang pembungaan, seperti pemupukan, stress air, pelukaan dan pemberian zat pengatur tumbuh. namun banyak juga yang sebenarnya jarang dilakukan perlakuan untuk merangsang pembungaan karena hanya dengan pemupukan rutin pun seringkali sudah cukup. 

Namun jika memang diperlukan kami lebih memilih melakukan perlakuan pemupukan. Dan bahkan kami tidak merekomendasikan cara lain. Alasannya, cara-cara selain pemupukan memerlukan keterampilan lebih.




Perlakuan pemupukan dilakukan dengan cara :

1. Sebelum dilakukan perlakuan, minimal 1 bulan sebelumnya tanaman telah diberi asupan yang cukup berupa pupuk organik. Pupuk organik yang diberikan bisa berupa pupuk organik murni seperti pupuk kandang atau kompos, bisa juga pupuk organik buatan yang tersedia dipasaran.
2. Pastikan tanaman telah cukup umur dan tanaman benar-benar dalam keadaan sehat yang ditandai dengan pencabagan merata, warna daun hijau tua mengkilat dan tidak sedang terserang hama atau penyakit.

3. Pastikan juga tanaman tidak sedang berpucuk/berdaun muda.

Setelah syarat-syarat 1 sampai 3 dipenuhi, perlakuan pemupukan untuk merangsang pembungaan dapat dilakukan dengan cara :

Berikan pupuk (unsur hara mineral makro) dengan kandungan Fosfor dan Kalium yang tinggi.
Jika pupuk yang digunakan tidak mengandung unsur mineral mikro, tambahkan unsur hara mineral mikro seperti Ca, Mg, Zn, dan lain-lain sebagai pelengkap.

Jika tanaman sudah mengeluarkan bunga, berikan pupuk dengan kandungan K yang lebih tinggi. Sampai buah matang, ulangi pemberian pupuk berkandungan K yang cukup. Dengan demikian akan diperoleh buah yang lebih besar dan manis.

Pengendalian Hama
Untuk menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit, dapat saja dilakukan penyemproran anti hama / penyakit secara rutin. Tapi gunakanlah anti hama / penyakit organik.

Penempatan tanaman

Tempatkan tanaman di lokasi yang mendapat sinar matahari langsung minimal 8 jam per hari.

Related Posts

Apa Itu Tabulampot ? Apa Manfaat dan Cara Perawatannya
4/ 5
Oleh